Gangguan jiwa yang ditandai dengan kecemasan ketika berhadapan dengan situasi sosial atau melakukan performa di hadapan umum.
Penyebab

1. Kadar dopamin prefrontal diduga sebagai penyebab utama penyebab ekspresi kecemasan (ansietas).

2. Ada perubahan biokimia dan fungsional otak pada penderita fobia sosial.

Manifestasi Klinis

Gejala fobia sosial dapat berupa:
1. Takut berbicara di depan umum
2. Takut makan di restoran
3. Takut menulis di depan umum
4. Takut berbicara dengan orang asing atau orang yang baru dikenal
5. Takut bergabung dengan kelompok sosial
6. Takut berhadapan dengan orang yang memiliki otoritas (kekuasaan, jabatan, pengaruh, dan lain-lain)

Fobia sosial biasanya disertai dengan:
1. Harga diri yang rendah
2. Takut dikritik

Keluhan yang umum dirasakan penderita bila berhadapan dengan kelompok sosial atau orang banyak:
1. Rasa malu (wajah memerah)
2. Tangan gemetar
3. Mual
4. Ingin buang air kecil
5. Cenderung menghindari keramaian atau kerumunan

Pada keadaan yang ekstrim dapat terjadi isolasi sosial total.

Perlu diketahui, penderita menyadari bahwa kecemasannya sangatlah berlebihan dan tidak masuk akal.


Kriteria Diagnostik

Adanya ketakutan yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih situasi sosial, misalnya rasa takut muncul saat berhadapan dengan orang yang tidak dikenal atau menjadi pusat perhatian orang lain atau melakukan performa (kegiatan, aktivitas) di depan umum. Individu tersebut takut salah bertindak atau bersikap memalukan.

Bila terjadi di bawah usia 18 tahun, durasi fobia paling sedikit enam bulan.

Instrumen yang dapat digunakan untuk menilai fobia sosial adalah SPIN (Social Phobia Inventory).

Terapi

1. Psikofarmaka

Golongan Monoamine Oxidase Inhibitors (MOIs)

Misalnya: iproniazide, tranylcypromine, phenelzine (ketiga jenis obat ini telah ditarik dari peredaran).

Saat ini tersedia RIMA (Reversible Inhibitor of Monoamine Oxidase A), misalnya: Moclobemide (Aurorix®). Dosisnya 450 mg per hari. Efek sampingnya: nyeri kepala, pusing, mual, insomni, dan mulut kering.

Golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)

Misalnya:
a. Citalopram (Cipram ®)
Dosisnya 40 mg per hari. Bila sensitif hendaknya dimulai dengan dosis 10 mg dan dinaikkan setelah 4 atau 6 hari.
Efek sampingnya: mual, gatal-gatal dan kemerahan pada kulit, tremor, pusing, mengantuk, dan berkeringat.

b. Fluoxetine (Kalxetin ®)
Dosis awal 10 mg per hari.
Efek sampingnya: mual, diare, anoreksia, gatal-gatal, banyak keringat, ketegangan, insomnia, mengntuk, pusing, tremor, keletihn, dan terkadang mengalami mimpi-mimpi.

c. Fluvoxamine (Luvox ®)
Dosisnya 50 sampai 150 mg per hari. Orang tua dosisnya lebih rendah.
Efek sampingnya: mual, peningkatan keringat, insomnia, mengantuk, mulut kering, kegelisahan, pusing, tremor, dan cemas.
d. Paroxetine (Seroxat ®)

Dosis anjuran: 40-60 mg per hari.
Efek sampingnya: mulut kering, konstipasi (sulit buang air besar), mata kabur, dan gangguan buang air kecil.

e. Sertraline (Zoloft ®)
Dosis awal: 25 mg dan setelah 4-7 hari dosis dapat dinaikkan.
Dosis anjuran: 50-150 mg per hari.
Efek sampingnya: mual, diare, kulit memerah, bnyak keluar keringat, insomnia, mengantuk, tegang, cemas, agitasi (tidak tenang, gelisah), menguap, gangguan konsentrasi, pusing, dan tremor.

Golongan Benzodiazepine

a. Alprazolam ( Xanax ®, Alganax ®, Calmlet ®, Feprax ®, Frixitas ®, Alviz ®, Zyprax ®)
Rata-rata dosis 1 mg per hari, maksimum 3 mg per hari.
Dosis anjuran: 3 X 0,25 – 0,5 mg per hari.
Efek sampingnya: menimbulkan rasa kantuk di siang hari.

b. Clonazepam ( Rivotril ® )
Dosis: tablet 2 mg per hari.

2. Psikoterapi

Misalnya dengan metode Cognitive-Behavioral Therapy (CBT)

3. Terapi Relaksasi

Catatan:

1. Pada penderita fobia sosial, peningkatan denyut jantung saat berbicara di depan umum lebih tinggi daripada orang normal, dan kembali ke keadaan normal juga lebih lama.

2. Ditemukan juga peningkatan TRH (thyrotropin releasing hormone) pada penderita fobia sosial.

3. Pentagastrin dapat menginduksi serangan panik pada penderita fobia sosial, sama dengan penderita gangguan panik.

4. Benzodiazepin lebih dianjurkan untuk mengobati ansietas (kecemasan) berat dalam penggunaan jangka pendek.

5. Hasil terapi lebih baik jika terapi obat digabung dengan psikoterapi.

Peringatan:

Obat-obat di atas tidak dijual bebas, harus dengan resep dokter.